KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA
Indonesia merupakan negara kepulauan yang penuh dengan kekayaan serta keragaman budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama, bahasa daerah, dan masih banyak lainnya. Meskipun penuh dengan keragaman budaya, Indonesia tetap satu sesuai dengan semboyan nya, Bhineka Tunggal Ika yang artinya "meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua". Keragaman budaya turut serta didukung oleh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah wilayah-wilayahnya oleh lautan.
Keragaman
merupakan suatu kondisi pada kehidupan masyarakat. Perbedaan seperti itu ada
pada suku bangsa, agama, ras, serta budaya. Keragaman yang ada di
Indonesia adalah kekayaan dan keindahan bangsa indonesia. Pemerintah harus bisa
mendorong keberagaman tersebut menjadi suatu kekuatan untuk bisa mewujudkan
persatuan dan kesatuan nasional menuju indonesia yang lebih baik.
A. Keberagaman dalam Masyarakat Indonesia
1. Faktor Penyebab Keberagaman Masyarakat
Indonesia
Keberagaman
bangsa Indonesia dapat dibentuk oleh banyaknya jumlah suku bangsa yang tinggal
di wilayah Indonesia dan tersebar di berbagai pulau dan wilayah di penjuru
indonesia. Setiap suku bangsa memiliki ciri khas dan karakteristik sendiri pada
aspek sosial dan budaya. Menurut penelitian badan statistik auat BPS, yang di
lakukan tahun 2010, di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa.
Keberagaman
yang ada pada masyarakat bisa menjadi kekayaan bangsa Indonesia dan potensi
bangsa. Namun, keberagaman juga menjadi tantangan hal itu disebabkan karena
orang yang mempunyai perbedaan pendapat bisa lepas kendali. Munculnya perasaan
kedaerahan serta kesukuan yang berlebihan dan dibarengi tindakan yang dapat
merusak persatuan, hal tersebut dapat mengancam keutuhan NKRI. Karean itu
adanya usaha untuk dapat mewujudkan kerukunan bisa dilakukan dengan menggunakan
dialog dan kerjasama dengan prinsip kesetaraan, kebersamaan, toleransidan juga
saling menghormati satu sama lain.
Keberagaman
masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah sebagai
berikut :
1.
Keadaan geografis
Indonesia merupakan
negara kesatuan yang memiliki beribu-ribu pulau yang dipisahkan oleh selat dan
laut. Ini merupakan kondisi lingkungan geografis Indonesia. Lingkungan
geografis semacam itu menjadi sumber adanya keanekaragaman suku, budaya, ras
dan golongan Indonesia. Kondisi
geografis yang demikian menimbulkan perbedaan dalam kehidupan masyarakat. Salah
satunya adalah mata pencaharian penduduk. Jenis-jenis pekerjaan yang ada juga
menyebabkan beranekaragamnya peralatan yang diciptakannya, misalnya bentuk
rumah dan bentuk pakaian. Akhirnya sampai pada bentuk kesenian yang ada di
masing-masing daerah berbeda. Keadaan geoografis juga menyebabkan tiap-tiap
pulau memiliki agama dan budaya yang berkembang sendiri-sendiri.
2.
Pegaruh kebudayaan asing
Adanya kontak dan
komunikasi dengan para pedagang asing yang memiliki corak budaya dan agama yang
berbeda menyebabkan terjadinya proses akulturasi unsur kebudayaan dan agama.
3.
Kondisi iklim dan kondisi alam yang berbeda
Kondisi
iklim seperti perbedan musim hujan dan kemarau antar daerah, serta
perbedaan kondisi alam seperti pantai, pegunungan mengakibatkan
perbedaan pada masyarakat. Ada komunitas masyarakat yang
mengandalkan laut sebagai sumber pemenuhan kebutuhan kehidupannya ada
pula yang
mengandalkan pertanian dan perkebunan, dan lainnya.
2.
Keanekaragaman Suku Bangsa di Indonesia
Sejak
zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang majemuk. Hal ini
tercermin dari semboyan “Bhinneka tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi
tetap satu. Kemajemukan yang ada terdiri atas keragaman suku bangsa, budaya,
agama, ras, dan bahasa.
Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik yang dimiliki oleh suku-suku bangsa yang ada di Indonesia memang berbeda, namun selain perbedaan suku-suku itu juga memiliki persamaan antara lain hukum, hak milik tanah, persekutuan, dan kehidupan sosialnya yang berasaskan kekeluargaan.
Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik yang dimiliki oleh suku-suku bangsa yang ada di Indonesia memang berbeda, namun selain perbedaan suku-suku itu juga memiliki persamaan antara lain hukum, hak milik tanah, persekutuan, dan kehidupan sosialnya yang berasaskan kekeluargaan.
Suku
bangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan
kesatuan kebudayaan. Orang-orang yang tergolong dalam satu suku bangsa
tertentu, pastilah mempunyai kesadaran dan identitas diri terhadap kebudayaan
suku bangsanya, misalnya dalam penggunaan bahasa daerah serta mencintai
kesenian dan adat istiadat.
Suku-suku bangsa yang tersebar di Indonesia merupakan warisan sejarah bangsa, persebaran suku bangsa dipengaruhi oleh factor geografis, perdagangan laut, dan kedatangan para penjajah di Indonesia. perbedaan suku bangsa satu dengan suku bangsa yang lain di suatu daerah dapat terlihat dari ciri-ciri berikut ini.
Suku-suku bangsa yang tersebar di Indonesia merupakan warisan sejarah bangsa, persebaran suku bangsa dipengaruhi oleh factor geografis, perdagangan laut, dan kedatangan para penjajah di Indonesia. perbedaan suku bangsa satu dengan suku bangsa yang lain di suatu daerah dapat terlihat dari ciri-ciri berikut ini.
a. Tipe fisik, seperti warna kulit, rambut, dan
lain-lain.
b. Bahasa yang dipergunakan, misalnya Bahasa Batak,
Bahasa Jawa, Bahasa Madura, dan lain-lain.
c. Adat istiadat, misalnya pakaian adat, upacara
perkawinan, dan upacara kematian.
d. Kesenian daerah, misalnya Tari Janger, Tari Serimpi,
Tari Cakalele, dan Tari Saudati.
e. Kekerabatan, misalnya patrilineal(sistem keturunan
menurut garis ayah) dan matrilineal(sistem keturunan menurut garis ibu).
f. Batasan fisik lingkungan, misalnya Badui dalam dan
Badui luar.
Masyarakat
Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa. Di Indonesia terdapat kurang
lebih 300 suku bangsa. Setiap suku bangsa hidup dalam kelompok masyarakat yang
mempunyai kebudayaan berbeda-beda satu sama lain. Jumlah suku bangsa di
Indonesia ratusan jumlahnya.
Berikut
ini contoh persebaran suku bangsa di Indonesia.
1. Nanggroe Aceh Darussalam : suku Aceh, suku Alas, suku Gayo,
suku Kluet, suku Simelu, suku Singkil, suku Tamiang, suku Ulu .
2. Sumatera Utara : suku Karo, suku Nias, suku Simalungun,
suku Mandailing, suku Dairi, suku Toba, suku Melayu, suku PakPak, suku
maya-maya
3. Sumatera Barat : suku Minangkabau, suku Mentawai, suku
Melayu, suku guci, suku jambak
4. Riau : Melayu, Siak, Rokan, Kampar, Kuantum Akit,
Talang Manuk, Bonai, Sakai, Anak Dalam, Hutan, Laut .
5. Kepulauan Riau : Melayu, laut
6. Bangka Belitung : Melayu
7. Jambi : Batin, Kerinci, Penghulu, Pewdah, Melayu, Kubu,
Bajau .
8. Sumatera Selatan : Palembang, Melayu, Ogan, Pasemah,
Komering, Ranau Kisam, Kubu, Rawas, Rejang, Lematang, Koto, Agam
9. Bengkulu : Melayu, Rejang, Lebong, Enggano, Sekah,
Serawai, Pekal, Kaur, Lembak
10. Lampung : Lampung, Melayu, Semendo, Pasemah, Rawas,
Pubian, Sungkai, Sepucih
11. DKI Jakarta : Betawi
12. Banten : Jawa, Sunda, Badui
13. Jawa Barat : Sunda,
14. Jawa Tengah : Jawa, Karimun, Samin, Kangean
15. D.I.Yogyakarta : Jawa
16. Jawa Timur : Jawa, Madura, Tengger, Asing
17. Bali : Bali, Jawa, Madura
18. NTB : Bali, Sasak, Bima, Sumbawa, Mbojo, Dompu,
Tarlawi, Lombok
19. NTT : Alor, Solor, Rote, Sawu, Sumba, Flores, Belu,
Bima
20. Kalimantan Barat : Melayu, Dayak (Iban Embaluh, Punan,
Kayan, Kantuk, Embaloh, Bugan,Bukat), Manyuke
21. Kalimantan Tengah : Melayu, Dayak (Medang, Basap,
Tunjung, Bahau, Kenyah, Penihing, Benuaq), Banjar, Kutai, Ngaju, Lawangan,
Maayan, Murut, Kapuas
22. Kalimantan Timur : Melayu, Dayak(Bukupai, Lawangan,
Dusun, Ngaju, Maayan)
23. Kalimantan Selatan : Melayu, Banjar, Dayak, Aba
24. Sulawesi Selatan : Bugis, Makasar, Toraja, Mandar
25. Sulawesi Tenggara : Muna, Buton,Totaja, Tolaki,
Kabaena, Moronehe, Kulisusu, Wolio
26. SulawesiTengah : Kaili, Tomini, Toli-Toli,Buol,
Kulawi, Balantak, Banggai,Lore
27. Sulawesi Utara : Bolaang-Mongondow, Minahasa, Sangir,
Talaud, Siau, Bantik
28. Gorontalo : Gorontalo
29. Maluku : Ambon, Kei, Tanimbar, Seram, Saparua, Aru,
Kisar
30. Maluku Utara : Ternate, Morotai, Sula, taliabu,
Bacan, Galela
31. Papua Barat : Waigeo, Misool, Salawati, Bintuni,
Bacanca
32. Papua Tengah : Yapen, Biak, Mamika, Numfoor
33. Papua Timur : Sentani, Asmat, Dani, Senggi
3.
Keanekaragaman Budaya Bangsa di Indonesia
Bangsa
Indonesia mempunyai keanekaragaman budaya. Tiap daerah atau masyarakat
mempunyai corak dan budaya masing-masing yang memperlihatkan ciri khasnya. Hal
ini bisa kita lihat dari berbagai bentuk kegiatan sehari-hari, misalnya upacara
ritual, pakaian adat, bentuk rumah, kesenian, bahasa, dan tradisi lainnya.
Contohnya adalah pemakaman daerah Toraja, mayat tidak dikubur dalam tanah
tetapi diletakkan dalam goa. Di daerah Bali, mayat dibakar(ngaben).
Untuk
mengetahui kebudayaan daerah Indonesia dapat dilihat dari ciri-ciri tiap budaya
daerah. Ciri khas kebudayaan daerah terdiri atas bahasa, adat istiadat, sisem
kekerabatan, kesenian daerah dan ciri badaniah (fisik)
Lingkungan
tempat tinggal mempengaruhi bentuk rumah tiap suku bangsa. Rumah adat di Jawa dan di Bali biasanya
dibangun langsung di atas tanah. Sementara rumah-rumah adat di luar Jawa
dan Bali dibangun di atas tiang atau disebut rumah panggung. Alasan orang
membuat rumah panggungantara lain untuk meghindari banjir dan menghindari
binatang buas. Kolong rumah biasanya dimanfaatkan untuk memelihara ternak dan
menyimpan barang. Keanekaragaman budaya dapat dilihat dari bermacam-macam
bentuk rumah adat.
Berikut
ini beberapa contoh rumah adat.
1.
Rumah
Bolon (Sumatera Utara).
2.
Rumah
Gadang (Minangkabau, Sumatera Barat).
3.
Rumah
Joglo (Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur).
4.
Rumah
Lamin (Kalimantan Timur).
5.
Rumah
Bentang (Kalimantan Tengah).
6.
Rumah
Tongkonan (Sulawesi Selatan).
7.
Rumah
Honai (Rumah suku Dani di Papua).
Setiap
suku bangsa mempunyai upacara adat dalam peristiwa-peristiwa penting kehidupan.
Misalnya upacara-upacara kelahiran, penerimaan menjadi anggota suku,
perkawinan, kematian, dan lain-lain. Nama dan bentuk upacara menandai peristiwa
kehidupan itu berbeda-beda dalam masing-masing suku.
Beberapa
contoh upacara adat yang dilakukan suku-suku di Indonesia antara lain sebagai
berikut.
1.
Mitoni,
tedhak siti, ruwatan, kenduri, grebegan (Suku Jawa).
2.
Seren
taun (Sunda).
3.
Kasodo
(Tengger).
4.
Nelubulanin,
ngaben (Bali).
5.
Rambu
solok (Toraja).
Keberagaman
kebudayaan di Indonesia juga tampak dalam kesenian daerah. Ada bermacam-macam
bentuk kesenian daerah.
Contoh
lagu-lagu daerah sebagai berikut.
1. Nangroe Aceh
Darussalam Piso Surit
2. Sumatera Utara Lisoi,
Sinanggar Tullo, Sing Sing So, Butet
3. Sumatera Barat
Kambanglah Bungo, Ayam Den Lapeh, Mak Inang, Kampuang Nan Jauh di Mato
4. Riau Soleram
5. Sumatera Selatan Dek
Sangke, Tari Tanggai, Gendis Sriwijaya
6. Jakarta Jali-jali,
Kicir-kicir, Surilang
7. Jawa Barat Bubuy
Bulan, Cing Cangkeling, Manuk Dadali, Sapu Nyere Pegat Simpai
8. Jawa Tengah
Gundul-gundul Pacul, Gambang Suling, Suwe Ora Jamu, Pitik Tukung, Ilir-ilir,
9. Jawa Timur Rek Ayo
Rek, Turi-turi Putih
10. Madura Karaban Sape,
Tanduk Majeng
11. Kalimantan Barat Cik
Cik Periok
12. Kalimantan Tengah
Naluya, Kalayar, Tumpi Wayu
13. Kalimantan Selatan
Ampar Ampar Pisang, Paris Barantai
14. Sulawesi Utara Si
Patokaan, O Ina Ni Keke, Esa Mokan
15. Sulawesi Selatan
Anging Mamiri, Ma Rencong, Pakarena
16. Sulawesi Tengah
Tondok Kadadingku
17. Bali Dewa Ayu,
Meyong-meyong, Macepetcepetan, Janger, Cening Putri Ayu.
18. NTT Desaku, Moree,
Pai Mura Rame, Tutu Koda, Heleleu Ala De Teang,
19. Maluku Kole-Kole, Ole
Sioh, Sarinande, Waktu Hujan Sore-sore, Ayo Mama, Huhatee
20. Papua Apuse, Yamko
Rambe Yamko
Contoh
Tari-tarian Tradisional Indonesia
1. Nangroe Aceh
Darussalam Tari Seudati, Saman, Bukat
2. Sumatera Utara Tari
Serampang, Baluse, Manduda
3. Sumatera Barat Tari
Piring, Payung, Tabuik
4. Riau Tari Joget
Lambak, Tandak
5. Sumatera Selatan Tari
Kipas, Tanggai, Tajak
6. Lampung Tari
Melinting, Bedana
7. Bengkulu Tari Adum,
Bidadari
8. Jambi Tari Rangkung,
Sekapur Sirih
9. Jakarta Tari Yapong,
Serondeng, Topeng
10. Jawa Barat Tari
Jaipong, Merak, Patilaras
11. Jawa
Tengah-Yogyakarta Tari Bambangan Cakil, Enggot-enggot, Bedaya, Beksan,
12. Jawa Timur Tari Reog
Ponorogo, Remong
13. Bali Tari Legong,
Arje, Kecak
14. Nusa Tenggara Barat
Tari Batunganga, Sampari
15. Nusa Tenggara Timur
Tari Meminang, Perang
16. Kalimantan Barat Tari
Tandak Sambas, Zapin Tembung
17. Kalimantan Timur Tari
Hudog, Belian
18. Kalimantan Tengah
Tari Balean Dadas, Tambun
19. Kalimantan Selatan
Tari Baksa Kembang
20. Sulawesi Selatan Tari
Kipa, Gaurambuloh
21. Sulawesi Tenggara
Tari Balumba, Malulo
22. Sulawesi Tengah Tari
Lumense, Parmote
23. Sulawesi Utara Tari
Maengket
24. Maluku Tari Nabar
Ilaa, Perang
25. Papua Tari Perang,
Sanggi
Contoh
Seni Pertunjukan yang Ada di Indonesia
1.
Banten:
Debus
2.
DKI
Jakarta: Ondel-ondel, Lenong
3.
Jawa
Barat: Wayang Golek, Rudat, Banjet, Tarling, Degung
4.
Jawa
Tengah: Wayang Kulit, Kuda Lumping, Wayang Orang, Ketoprak, Srandul, Opak
Alang, Sintren
5.
Jawa
Timur: Ludruk, Reog, Wayang Kulit
6.
Bali:
Wayang Kulit, Janger
7.
Riau:
Makyong
8.
Kalimantan:
Mamanda
Selain
hasil kesenian yang sudah disebutkan di atas, suku-suku bangsa di Indonesia
juga mempunyai hasil karya seni dalam bentuk benda. Karya seni yang dihasilkan
oleh seniman-seniman dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia, antara
lain seni lukis, seni pahat, seni ukir, patung, batik, anyaman, dan lain-lain.
Benda-benda karya seni yang terkenal, antara lain ukiran Bali dan Jepara,
Patung Asmat dan patung-patung Bali, anyaman dari suku-suku Dayak di
Kalimantan, dan lain-lain. Hasil kerajinan seni ini menjadi barang-barang
cindera mata yang sangat digemari turis mancanegara.
Seperti
yang telah diuraikan di atas, bahwa suku bangsa adalah suatu golongan manusia
yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Identitas
seringkali dikuatkan kesatuan bahasa. Oleh karena itu, kesatuan kebudayaan
bukan suatu hal yang ditentukan oleh orang luar, melainkan oleh warga yang
bersangkutan itu sendiri. Suku-suku yang ada di Indonesia antara lain Gayo di
Aceh, Dayak di Kalimantan, dan Asmat di Papua.
4.
Keanekaragaman Agama di Indonesia
Agama
adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada
Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan antar
manusia dan lingkungannya
Kata
“agama” berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti “tradisi”. Sedangkan
kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa
Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “mengikat
kembali”. Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Agama adalah sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.
Enam
agama besar yang paling banyak dianut di Indonesia, yaitu: agama Islam, Kristen
(Protestan) dan Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Sebelumnya, pemerintah
Indonesia pernah melarang pemeluk Konghucu melaksanakan agamanya secara
terbuka. Namun, melalui Keppress No. 6/2000, Presiden Abdurrahman Wahid
mencabut larangan tersebut. Tetapi sampai kini masih banyak penganut ajaran
agama Konghucu yang mengalami diskriminasi dari pejabat-pejabat pemerintah. Ada
juga penganut agama Yahudi, Saintologi, Raelianisme dan lain-lainnya, meskipun
jumlahnya termasuk sedikit.
Menurut
Penetapan Presiden (Penpres) No.1/PNPS/1965 junto Undang-undang No.5/1969
tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan Penodaan agama dalam penjelasannya pasal
demi pasal dijelaskan bahwa Agama-agama yang dianut oleh sebagian besar
penduduk Indonesia adalah: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan
Konghucu. Meskipun demikian bukan berarti agama-agama dan kepercayaan lain
tidak boleh tumbuh dan berkembang di Indonesia. Bahkan pemerintah berkewajiban
mendorong dan membantu perkembangan agama-agama tersebut.
Sebenarnya
tidak ada istilah agama yang diakui dan tidak diakui atau agama resmi dan tidak
resmi di Indonesia, kesalahan persepsi ini terjadi karena adanya SK (Surat
Keputusan) Menteri dalam negeri pada tahun 1974 tentang pengisian kolom agama
pada KTP yang hanya menyatakan kelima agama tersebut. Tetapi SK (Surat
Keputusan) tersebut telah dianulir pada masa Presiden Abdurrahman Wahid karena
dianggap bertentangan dengan Pasal 29 Undang-undang Dasar 1945 tentang
Kebebasan beragama dan Hak Asasi Manusia.
Selain
itu, pada masa pemerintahan Orde Baru juga dikenal Kepercayaan Terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, yang ditujukan kepada sebagian orang yang percaya akan
keberadaan Tuhan, tetapi bukan pemeluk salah satu dari agama mayoritas.
Berikut
penjelasan Enam agama besar yang paling banyak dianut di Indonesia
1. Agama
Nama
Kitab Suci :
Nama
Pembawa : Nabi Muhammad SAW
Permulaan
: Sekitar 1400 tahun yang lalu
Tempat
Ibadah : Masjid
Hari
Besar Keagamaan : Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, Tahun Baru Hijrah,
Isra’ Mi’raj
2.
Agama Kristen Protestan
Nama
Kitab Suci : Alkitab
Nama
Pembawa : Yesus Kristus
Permulaan
: Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat
Ibadah : Gereja
Hari
Besar Keagamaan : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa
Almasih
3. Agama
Katolik
Nama
Kitab Suci : Alkitab
Nama
Pembawa : Yesus Kristus
Permulaan
: Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat
Ibadah : Gereja
Hari
Besar Keagamaan : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa
Almasih
4. Agama
Hindu
Nama
Kitab Suci : Weda
Nama
Pembawa : –
Permulaan
: Sekitar 3000 tahun yang lalu
Tempat
Ibadah : Pura
Hari
Besar Keagamaan : Hari Nyepi, Hari Saraswati, Hari Pagerwesi
5.
Agama Buddha
Nama
Kitab Suci : Tri Pitaka
Nama
Pembawa : Siddharta Gautama
Permulaan
: Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat
Ibadah : Vihara
Hari
Besar Keagamaan : Hari Waisak, Hari Asadha, Hari Kathina
6.
Agama Kong Hu Cu
Nama
Kitab Suci : Si Shu Wu Ching
Nama
Pembawa : Kong Hu Cu
Permulaan
: Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat
Ibadah : Li Tang / Klenteng
Hari
Besar Keagamaan : Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh
4. Keanekaragaman Ras
di Indonesia
Beberapa
ahli mempunyai pendapat berbeda mengenai pengertian ras, namun secara umum ras
dapat diartikan sebagai sekelompok besar manusia yang memiliki ciri-ciri fisik
yang sama. Manusia yang satu memiliki perbedaan ras dengan manusia lainnya
karena adanya perbedaan ciri-ciri fisik, seperti warna kulit, warna dan bentuk
rambut, bentuk muka, ukuran badan, bentuk badan, bentuk dan warna mata, dan
ciri fisil yang lain.
Masyarakat
indonesia memiliki keberagaman ras disebabkan oleh kehadiran bangsa asing ke
wilayah Indonesia. Beberapa ras yang ada di Indonesia seperti ras
malayan-mongoloid yang tersebar di wilayah sumatra, kalimantan, sulawesi, jawa,
bali,. Yang kedua adalah ras malanesoid yang tersebar di daerah Papua, NTT dan
maluku. Ketiga ras Kaukosoid yaitu orang India, timur Tengah, Australia, Eropa
dan Amerika. Terakhir yaitu ras Asiatic mongoloid seperti orang Tionghoa, korea
dan jepang. Ras ini tinggal dan menyebar di seluruh wilayah Indonesia, namun
terkadang mendiami wilayah tertentu.
Tuhan
menciptakan manusia beraneka ragam bentuk fisik, warna kulit,
bahasa, dan budayanya. Jika perbedaan itu disikapi dengan positif
maka akan bermanfaat sekali karena tiap kelompok masyarakat memiliki kelebihan
dan kekurangan. Ada yang memiliki keramahan, ketegasan, jiwa dagang dan
lain-lain yang jika dikolaborasikan akan bermanfaat untuk menciptakan
kesejahteraan semua kelompok masyarakat.
4. Keanekaragaman Golongan
di Indonesia
Keanekaragaman
golongan atau kelompok dalam masyarakat merupakan
suatu gejala yang selalu ada dalam setiap kehidupan manusia dan kedudukannya
sangat penting. Mungkin kamu tidak menyadari bahwa sejak kamu lahir sampai
meninggal dunia menjadi anggota kelompok dan terikat dengan kelompok. Sejak
lahir kamu menjadi anggota keluarga, menjadi warga suatu RT, RW, kelurahan,
desa, kecamatan, kabupaten, propinsi dan negara. Meningkat remaja – dewasa kamu
juga akan menjadi anggota berbagai macam dan jenis kelompok, mulai menjadi
kelompok teman bermain, organisasi sekolah, organisasi bidang sosial, ekonomi,
politik seni dan seterusnya. Jadi jelas sekali bahwa manusia itu sangat terikat
dengan kelompok dan hidup bersama dalam kelompok serta tidak mungkin lepas dari
suatu kelompok (menyendiri tanpa berinteraksi dengan orang lain). Oleh karena
itu para ahli sosiologi memandang kelompok atau golongan itu merupakan unsur
yang sangat penting dalam masyarakat dan tidak mungkin masyarakat tanpa ada
kelompok sosial di dalamnya.
Para
sosiolog banyak mendefinisikan dengan istilah kelompok sosial. Menurut Merton terjadap
dua jenis kelompok social, yakni kelompok dan kolektivitas. Kelompok merupakan sekelompok
orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola-pola yang telah mapan
sedangkan kolektivitas merupakan orang-orang yang mempunyai rasa solidaritas
karena berbagai nilai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban moral
untuk menjalankan harapan peranan. Konsep lain yang diajukan Merton ialah
konsep kategori sosial.
Sedangkan
Durkheim membedakan antara kelompok yang didasarkan pada solidaritas mekanis, dan kelompok yang
didasarkan pada solidaritas organis. Solidaritas mekanis merupakan ciri yang
menandai masyarakat yang sedarhana, sedangkan solidaritas organis merupakan
bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks yang telah mengenal
pembagian kerja yang rinci dan dipersatukan oleh kesalingtergantungan antar bagian.
Geertz
yang mengamati kehidupan masyarakat Jawa, membedakan golongan atau kelompok manusia antara kaum
abangan, santri dan priyayi. Menurut Geertz pembagian masyarakat yang ditelitinya
ke dalam tiga tipe budaya ini didasarkan atas perbedaan pandangan hidup di antara
mereka. Sedangkan menurut Weber yang mengamati kehidupan masyarakat modern, istilah
golongan atau kelompok terlihat pada sistem jabatan yang dinamakannya
birokrasi.
Dalam
kajian sosial, adanya perbedaan golongan atau kelompok juga diakibatkan adanya
status dan peranan social. Status atau kedudukan biasanya didefinisikan sebagai
suatu peringkat atau posisi seorang dalam suatu kelompok atau posisi suatu
kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lainnya. Peran adalah perilaku yang
diharapkan dari seseorang yang mempunyai suatu status (Horton, 1993). Setiap
orang mungkin mempunyai sejumlah status dan diharapkan mengisi peran yang
sesuai dengan status tersebut. Dalam arti tertentu, status dan peran adalah dua
aspek dari gejala yang sama. Status adalah seperangkat hak dan kewajiban; peran
adalah pemeranan dari perangkat kewajiban dan hak-hak tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar